Jumat, 07 Juni 2013

Open Shortest Path First

Open Shortest Path First merupakan sebuah protokol routing yang bersifat open standard. Protokol ini dapat diimplementasikan oleh berbagai perangkat router dari vendor manapun, dan dapat saling kompatible untuk disatukan ke dalam sebuah jaringan. pada mulanya OSPF dikembangkan pada tahun 1970 melalui riset Algoritma Dijkstra atau disebut algoritma Shortest Path First (SPF) oleh seorang ilmuan komputer yang bernama Edsger Dijkstra Wybe. Kemudian pada tahun 1989, OSPF pertamakali diterbitkan dalam RFC 1131 yang sekarang disebut sebagai OSPFv1(versi 1). OSPF versi satu ini tidak digunakan untuk publik, melainkan hanya sekedar untuk riset agar dapat dikembangkan lagi. Lalu OSPF dikembangkan kembali menjadi OSPF v2 pada tahun 1991 dalam RFC 1247 oleh John Moy. Hingga pada akhirnya pada tahun 1998, spesifikasi OSPF v2 diperbaharui dalam RFC 2328, dan ini merupakan RFC yang digunakan OSPF.

OSPF juga termasuk kedalam jenis IGP (Interior Gateway Protokol). Dimana jenis protokol routing ini hanya dapat diatur oleh administrator sebuah daerah kekuasaannya saja. Suatu daerah kekuasaan bisa berupa sebuah lembaga, sekolah, perusahaan, perkumpulan, kelompok, organisasi, atau yang lain sebagainya yang disebut Autonomous System. Jadi OSPF dapat bekerja hanya dalam sebuah autonomous system saja, atau tidak dapat bekerja untuk keluar dari autonomous systemnya.

OSPF pun memiliki karakteristik dimana OSPF dibuat dengan konsep hirarkial. OSPF memiliki tingkat derajat ataupun kasta pada router-router bersama peranannya yang berbeda-beda. OSPF menggunakan "area" sebagai penerapan dari hirarkial. Dalam sebuah autonomous system, OSPF akan dibentuk menjadi beberapa area. Sehingga OSPF akan terbagi menjadi bentk-bentuk yang lebih kecil. Analoginya seperti sebuah provinsi yang terbagi-bagi menjadi beberapa kotamadya. Dimana Provinsi merupakan autonomous system dan kotamadya merupakan areanya.

Dalam sebuah area sekalipun, OSPF juga tidak akan membebani trafik jaringan dan kinerja router-routernya. Karena dalam sebuah area akan dibentuk sebuah router yang bertanggung jawab untuk memelihara areanya. Router ini akan menjaga kestabilan trafik dan router-router dalam area tersebut. Router yang memerankan fungsi ini disebut "Designated Router". Tidak hanya itu, OSPF juga akan membentuk sebuah router cadangan yang fungsinya untuk menggantikan kinerja DR apabila DR mengalami gangguan yang membuatnya tidak dapat bekerja, atau dengan kata lain DR mengalami down. Router cadangan DR ini disebuat sebagai "Backup Designated Router".

Protokol OSPF mendukung mekanisme CIDR dan VLSM, sehingga protokol ini termasuk kedalam jenis classless routing protokol. Ini pun merupakan salah satu kelebihan dari OSPF. Dimana mekanisme CIDR dan VLSM menerapkan mekanisme routing yang jauh lebih efesien dibandingkan menerapkan IP kedalam bentuk-bentuk kelas, atau classfull routing protokol.

OSPF juga merupakan sebuah routing protocol yang berdasarkan prosesnya protokol ini termasuk ke dalam jenis Link State. Dimana routing protocol jenis ini dapat melakukan konvergensi secara cepat, atau disebut "fast converge". OSPF dikembangkan untuk menangani jaringan berskala besar yang pada saat itu sangat tidak cocok bila ditangani oleh protokol jenis Distance Vector. OSPF mengatur router dalam menemukan path terbaik dengan cara melakukan perhitungan cost dari masing-masing link yang ada. Nantinya cost yang akan dipilih sebagai path terbaik adalah cost yang terendah atau terkecil. Lalu apa gunanya OSPF mencari path dengan cost terkecil? Path tersebut akan digunakan oleh router untuk meneruskan informasi ke host tujuan.


A. Link State dengan Distance Vector



Protokol jenis link state merupakan protokol yang lebih maju dibanding protokol jenis distance vector. Dalam memproses rute, protokol jenis distance vector hanya mempertimbangkan banyaknya jumlah interface yang akan dilauli suatu paket, akan tetapi lebih sedikit menggunakan resource cpu dan memory router disebabkan kesederhanaan perhitungannya. Sementara protokol jenis link state, ia menggunakan resource cpu dan memory yang cukup besar, akan tetapi resource itu terbayar dengan kinerjanya yang andal. Link state mengabaikan seberapa banyaknya interface yang akan dilalui packet, melainkan menggantungkan seberapa cepat kondisi link dalam menghantarkan paket. Karena belum tentu jalan yang singkat dapat mengantarkan paket dengan waktu yang singkat, mungkin saja jalan yang singkat bisa lebih macet daripada jalan yang  lebih jauh, kan? Link state tidak memepedulikan sama sekali banyaknya interface yang akan dilalui paket. Link state akan memilih rute yang lebih cepat sekalipun paket harus ia hantarkan melalui puluhan interface lebih banyak dari sekian opsi rute yang ada.

Bayangkan saja anda hendak melaju ke suatu tempat dengan mobil anda. Anda memiliki dua buah pilihan rute. Untuk rute yang pertama, anda hanya akan menempuh jalan sepanjang 8Km, tapi sayang, jalannya sempit, rusak, banjir, macet, jelek lagih. Sehingga rata-rata kecepatan mobil anda hanya dapat menjangkau 20Km/h. Sedangkan bila anda menggunakan rute yang kedua, anda harus menempu jalan sepanjang 12 KM, namun jalanannya bagus, lebar, lancar, dan bebas macet. Sehingga rata-rata kecepatan mobil anda dapat menjangkau 60 Km/h, atau bahkan lebih, tergantung batas maksimum aturan menggunakan jalan tersebut. Bila dihitung kembali, maka rute pertama dapat membuat anda dapat mencapai tujuan selama 24 menit, sdan pada rute kedua anda dapat mencapai tujuan selama 12 menit. Dan dari segi bensin, jelas anda bisa lebih menghemat bensin anda pada rute pertama, sebut saja bensin ini sebagai resource router. Jadi, dalam situasi diatas, tentu anda sudah mengerti rute mana yang akan anda pilih. Namun anda jangan terlalu menganggap bahwa trafik pada jaringan komputer itu sama dengan trafik pada jalan kendaraan.




bersambung......